POLIMER-POLIMER SEMI-SINTETIK

POLIMER-POLIMER SEMI-SINTETIK

1.Polimer
Sebagian besar makromomolekul adalah polimer karbohidrat, lipid, protein, dan asam nukleat adalah empat kategori nutama senyawa organik dalam sel. Polimer merupakan molekul besar, biasanya dengan bobot molekul tinggi, terdiri dari unti kecil yang berulang.
Makromoekul merupakan polimer yaitu rantai yang terdiri dari blok-blok penyusun yang identik atau mirip yang disebut monomer. Monomer-monomer menbentuk moilekul yang lebih besar melalui reaksi kondensasi dimana molekul air dieaskan (dehidrasi).
Molekul sederhana dari unit berulang ini disebut monomer, dan proses konversi dari monomer menjadi polimer disebut polimerisasi. Polimer adalah homopolimer, kopolimer (tidak dibatasi hanya untuk dua komponen), atau campuran-campuran daripadanya yang memiliki berat molekul dari 1.000.000 sampai sekitar 100.000.000 yang tersusun dari unit ulangan kimia yang kecil, sederhana dan terikat oleh ikatan kovalen. Unit ulangan penyusun polimer disebut dengan monomer.
Polimer terbentuk melalui suatu proses yang disebut polimerisasi. Polimerisasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu polimerisasi adisi dan polimerisasi kondensasi. Polimerisasi adisi merupakan polimerisasi yang disertai dengan pemutusan ikatan rangkap dan diikuti oleh adisi monomer. Contoh polimerisasi adisi yaitu pada pembentukan polivinilklorida (PVC) dari monomernya, vinilklorida. Polimerisasi kondensasi merupakan polimerisasi yang disertai dengan pembentukan molekul kecil, misalnya H2O dan NH3. Contoh polimerisasi kondensasi yaitu pada pembentukan polipeptida dari monomernya asam amino dengan menghasilkan H2O.
Polimer merupakan agregat yang bersifat koloid, terdiri atas banyak molekul keci. Sifat itu diperoleh karena berbagai gaya tarik yang mengikat komponen polimer menjadi satu.
Polimer terdiri atas runtunan monomer yang diulang-ulang yang dirangkaikan oleh ikatan kovalen. Bila semua satuan monomer sama, dibentuklah homopolimer. Kopolimker terdiri atas lebih dari satu macam jenis satuan monomer yang dapat disusun dalam berbagai cara.

nA → A-A-A-A-A-A=A(A)n-2A
Monomer Homopolimer

nA+nB → A-B-A-B-A-B-A-B=A(B-A)n-1B

Bilangan n menunjukan derajat polimerisasi ; yaitu jumlah molekul yang bergabung membentuk makromolekul yang khas. Kedua polimer yang digambarkan diatas merupakan susunan suatu monomer secara linier. Dalam suatu polimer linier, setiap monomer (yang bukan satuan ujung) harus membentuk suatu ikatan pada masing-masing ujungnya. Sususnan satuan secara lain menghasilka polimer bercabang. Polimer bercabang merupakan kopolimer yang mengandung beberapa satuan monomer dengan tiga atau lebih titik ikatan kovalen dengan satuan monomer yang lain.
Ikatan antara rantai polimer disebut ikatan silang atau penghubung-silang. Ikatan silang dapat terbentuk pada waktu proses pemolimeran awal atau oleh reaksi pembentukan rantai polimer yang terjadi kemudian. Gugus fungsi disepanjang rantai polimer harus diaktifkan bila pembentukan ikatan silang terjadi setelah pemolimeran awal. Dalam beberapa hal, gugus fungsi dari monomer membentuk ikatan silang; dan dalam keadaan lain haruslah dibubuhkan molejul kecil tambahan untuk memecu dan berperan dalam proses pembentukan ikatan silang.
Ciri utama yang dikaitkan dengan polimer diperoleh dari sifat dan sususnan kovalen satuan monomer. Namun ikatan kovalen tidak bertanggung jawab untuk semua sifat kebanyakan polimer yang diamati. Gaya antar molekul yang lebih lemah antara rantai polimer harus pula dipertimbangkan. Adanya ikatan hidrogen, antaraksi elektrostatik, dan gaya van der Waals diperkirakan merupakan faktor paling penting dari antaraksi yang lemah ini.
Polimer dapat terurai mmelalui proses sebaliknya yaitu hidrolisis. Variasi polimer yang sangat banyak dapat dibangun dari sekumpulan kecil monomer. Setiap kategori polimer dibentuki dari sekumpulan monomer spesifik. Meskipun organisme-oranisme merupakan jenis monomer yang sama dalam jumlah tipenya terbatas, setiap organisme adalah unik karena pengaturan spesifik monomer-monomernya dalam membentuk polimer.
Secara umum, polimer dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu
a.Polimer alami
Polimer alami merupakan polimer yang berasal dari alam dan terjadi secara alami. Polimer alami sering disebut sebagai polimer biologis. Contoh dari polimer alami adalah karet alam, wol, dan selulosa.
b.Polimer semi sintetik
Polimer semi sintetik merupakan derivate dari polimer alami yang diproses lebih lanjut sehingga menjadi suatu bahan yang baru. Adapun contoh dari polimer semi sintetik yaitu eter selulosa, CMC-Na, derivate karet, derivate gom, metil selulosa, dan lain-lain
c. Polimer sintetik
Polimer sintetik merupakan polimer yang dihasilkan melalui suatu reaksi kimia tertentu. Contoh dari polimer sintetik adalah plastic, serat sintetik, asam akrilat, etilen oksida, PVC, dan lain-lain.

2.Polimer-Polimer Semi-Sintetik
Polimer semi sintetik merupakan derivat dari polimer alami atau dengan kata lain merupakan polimer alami yang mengalami pemrosesan yang lebih lanjut sehingga disebut sebagai polimer semi sintetik. Dalam hal ini, pemrosesan yang lebih lanjut, dapat dimaksudkan sebagai proses penambahan gugus lain, misalnya penambahan gugus metil pada selulosa maka akan menjadi metil selulosa, ataupun sebagai modifikasi susunan kimia dari polimer alami sehingga menjadi suatu bahan yang baru, misalnya pembuatan ban mobil dari karet alam.
a. Carboxymethylcellulose-calcium (Ca-CMC)
1.Nama Lokal
BP : Carmellose calcium
JP : Carmellose calcium
PhEur : Carmellossum calcicum
USPNF : Carboxymethylcellulose calcium
2.Sinonim
Calcium carboxymethylcellulose; calcium CMC; ECG 505: Nymcel ZSC
3.Nama Kimia dan Nomer registrasi CAS
Cellulose Carboxymethyl ether, calcium salt [9050-04-8]
4.Rumus Empiris dan Berat Molekul
USPNF 23 mendiskripsikan Ca CMC adalah garam kalsium dari polikarboksimetil eter dari selulosa.









6. Kategori Fungsional
Agen Stabilisasi; agen pelarut tablet dan kapsul disentegrasi; agen peningkat viskositas; agen pengabsorbsi air.
7. Penggunaan dalam Formulasi Farmasetik atau Teknologi
Penggunaan Ca CMC adalah dalam formulasi tablet dimana digunakan sebagai pengikat, dan disentegrasi. Meskipun Ca CMC tidak larut dalam air, efektif dalam mengembangkan tablet disintegrasi dalam beberapa waktu ketika saling kontak dengan air. Konsentrasi meningkat 15% b/b yang mungkin digunakan dalam formulasi tablet; konentrasi diatas tablet keras direduksi. Ca CMC juga dapat digunakan sebagai pelarut dan agen peningkat viskositas dalm formulasi farmasetik oral dan topikal. Ca CMC juga digunakan dalam rancangan modern untuk absorbsi air .

Penggunaan
Konsentrasi (%)
Pengikat Tablet
5 - 15
Disintegrasi Tablet
1 - 15

8. Deskripsi
Ca CMC berwarna putih sampai putih kekuning-kuningan, higroskopik dan halus.

9. Pemerian
Keasaman/ kebasaan : pH 4,5-6,0 untuk 1% b/v dalam dispersi air.
Distribusi ukuran partikel : 95% dalam 73,7 µm sieve (#200 mesh)
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam aseton, kloroform, etanol 90% dan eter. Tidak larut dalam air tetapi volumenya dapat berkembang 2 kali dalam bentuk suspensi. Tidak larut dalam 0,1 mol/L HCl tetapi sedikit larut dalam 0,1 mol/L NaCl.

10.Stabilitas dan Kondisi Penyimpanan
Ca CMC stabil, material higroskopik yang keras, dan seharusnya disimpan di tempat yang tertutup dan ditempat yang kering.

11.Cara Pembuatan
Selulosa terbuat dari bubur kayu atau serta katun yang dikaroksimetilasikan. Yang diikuti dengan pertukaran dengan garam kalsium.
12.Keamanan
Ca CMC digunakan dalam formulasi oral dan topikal, begitu juga untuk karboksimeti selulosa sodium, dan itu biasanya tentang bahan non tksik dan bahan non iritan. Sama dengan derivat selulosa yang lain, konsumsi oral besar banyaknya karboksimetil selulosa bisa memiliki efek obat usus / pencahar.

b. Cellulosa Acetate Phthalate
1.Nama Lokal
BP : Cellacefate
JP : Cellulose acetate phthalate
PhEur : Cellulosi acetas phthalas
USPNF : Cellacefate
2.Sinonim
Acetyl phthalyl cellulose; Aquacoat cPD; CAP; cellacephate; cellulosa acetate benzene- 1, 2- dicarboxylate; cellulose acetate hydrogen 1,2- benzenedicarboxylate ; cellulose acetate hydrogen phthalate; cellulosa acetate monophthalate; cellulose acetophthalate; cellulose acetylphthalate.
3.Nama Kimia dan Nomer Registrasi CAS
Cellulose,acetate, 1,2 – benzenedicarboxylate [9004-38-0]
4.Rumus Empiris dan Berat Molekul
Selulosa Asetat ftalat adalah selulosa dimana sebagian kelompok hidroksil yaitu diasetil dan esterifikasi dengan satu atau dua kelompok asam menjadi ftalat asam, dimana kelompok asam menjadi bebas.
5. Struktur Formula








6.Kategori Fungsional
Agen Penyalut.
7.Penggunaan dalam Formulasi Farmasetik atau Teknologi
Selulosa asetat ftalat (CAP) digunakan sebagai bahan salut film enterik atau matriks mengikat untuk tablet dan kapsul. CAP biasanya diaplikasikan untuk dosis solid oleh suatu penyalutan organik atau sistem pelarut kental atau penkompresan langsung. Konsentrasi biasanya digunakan sekitar 0.5 – 9.0 % dari berat inti.
CAP juga digunakan pada berbagai jenis plastik, termasuk asetilasi monogliserida butil- phthalate glikol, dibutil tartat, dietil phthalate, dimetil phthalate,etil phthalatil glikol, gliserin, propilen glikol, triasetin, sitrat triasetin, dan tripropionin. Semuanya digunakan di dalam kombinasi dengan agen penyalut lainnya seperti etil selulosa.
Secara terapetik CAP telah dilaporkan dalam percobaan aktifitas mikroba penyakit patogen seperti HIV-1 retrovirus.
8.Deskripsi
Selulosa Asetat ftalat bersifat higroskopik, putih hingga hampir tak berwarna, granul atau kasar, tidak berasa dan berbau, dapat digunakan sebagai pewangi asam asetat.
9.Pemerian
Densitas : 0. 26 g/cm3
Titik Lebur : 192o C
Bahan Pelembut : 2.22 % CAP sangat higroskopik.
10.Cara Pembuatan
Alkaki selulosa dibuat dengan beberapa tahap. Selulosa dari kayu dan fiber koton memakai larutan sodium hidroksi. Alkali selulosa bereaksi dengan sodium monokloro asetat untuk menghasilkan karboksi metilselulosa sodium dan sodium glikolat dihasilkan dari produk eter
11.Keamanan
Karboksi metil selulosa sodium digunakan untuk pemakaian oral, topikal dan formula parenteral. Ini digunakan untuk produk kosmetik, toilet dan makanan dengan tidak ada bahan beracun yang dapat menyebabkan iritasi.

c. Carboymethylcellulose Sodium (Na - CMC)
1.Nama Lokal
BP : Carmllose sodium
JP : Carmllose sodium
USPNF : Carmllosum natricum
PhEur : Carboxymethylcellulose sodium
2.Sinonim
Akuacell; Aquasorb;Blanose; cellulose gum; CMC sodium; E466; Finnfix; nymcel;SCMC; sodium carboxymethylcellulose; sodium cellulose glycolate; sodium CMC;Tylose CB
3.Nama Kimia dan Nomer Registrasi CAS
Cellulose, carboxymethyl ether, sodium salt [9004-32-4]
4.Rumus Empiris dan Berat Molekul
USP mendeskripsikan sodium karboksimetilselulosa merupakan garam sodium yang berasal dari sebuah polikarboksimetil eter selulosa. Berat molekulnya adalah 90000-700000.









6. Kategori Fungsional
Sebagai agen penyalut, agen stabilitas, suspending agen, tablet dan kapsul disintegran tablet pengikat, agen pengabsorbsi air.
7. Penggunaan dalam Formulasi Farmasetik atau Teknologi
Sodium karboksimetilselulosa biasa digunakan dalam bentuk sediaan oral dan topikal. Utamanya, sediaan tersebut untuk meningkatkan viskositas atau kekentalan. Larutan cairan kental digunakan untuk peningkatan serbuk pelarut, aplikasi topikal atau oral dan parenteral. Sodium karboksimetilselulosa mungkin juga digunakan pada sebuah tablet pengikat dan diintegrasi untuk stabilitas emulsi.
Dalam konsentrasi tinggi biasanya 3 – 6 % pada tingkat kekentalan sedang, digunakan untuk menghasilkan gel, yang pada dasarnya digunakan untuk pengaplikasian dan penggandaan glikol yang jarang tampak seperti gel untuk mencegal glikol kering keluar. Sodium karboksimetilselulosa merupakan salah satu penambahan bahan utama untuk melindungi bentuk dalam ilmu penyakit kulit. Dimana Sodium CMC digunakan pada sebuah adisi mukosa dan untuk menyerap bentuk eksudat atau transepidermal water dan keringat. Bahan adesi mukosa ini, digunakan pada desain produk untuk mencegah sesudah pembedahan dan mengubah pelepasan kinetik bahan aktif yang digunakan untuk membran mukosa dan memperbaiki tulang. Pengkapsulan dengan Sodium CMC dapat mempengaruhi perlindungan obat dan pengiritan obat. Mereka juga memiliki pengiriman sodium CMC digunakan pada agen sitoprotektif. Sodium CMC juga digunakan dalam bidang kosmetik, ilmu bedah, ilmu sex, dan produksi makanan.
8. Pemerian
Ketebalan : 0.52 g/cm3
Konstanta Disosiasi : pKa = 4.30
Titik Cair : kecoklatan pada kira – kira 227o C
Muatan Cairan : Dapat dianggap sebagai cirinya berisi air kurang dari 10 %. Tetapi Sodium CMC meupakan higroskopik dan artinya menyerap air sebanyak temperatur diatas 37o C yang relatif basah sekitar 80 %.
Kelarutan : praktis larut dalam aseton, etanol 95%, eter dan toluen. Air mudah didispersi pada semua suhu, pada bentuk yang murni, pada solut koloid. Kelarutan caiaran bermacam – macam tergantung derajat substitusi (DS)
Viskositas : Tingkatan atau Sodium CMC yang tersedia dalam perdagangan memiliki perbedaan kekentalan cairan, solut cairan 1 % b/v dengan kekentalan 5 – 13000 mPas (5 – 13000 cP) kemungkinan mampu tercapai. Sebuah peningkatan konsentrasi menghasilkan peningkatan pada kekentalan solut cairan, memperpanjang pemanasan pada temperatur tinggi mampu mempermanen penurunan kekentalan. Viskositas solut Sodium CMC dapat stabil dengan baik pada rentang pH 4 – 10. Jauhnya pH optimum adalah netral.
9. Stabilitas dan Kondisi Penyimpanan
Sodium CMC stabil walaupun bahannya higroskopis. Dibawah kondisi basa yang tinggi, Sodium CMC mampu menyerap air secara besar kuantitasnya. Dalam tablet, Sodium CMC dapat bergabung dengan sebuah penurunan dalam tablet pengerasan atau kekerasan dan sebuah peningkatan dalam waktu disintegrasi.
Solut cairan stabil pada pH 2 – 10, namun dapat stabil di bawah pH 2, dan kekentalan solut menurun dengan cepat diatas pH 10. Umumnya, solut menunjukan kekentalan maksimal dan stabil pada pH 7 – 9.
Sodium CMC kemungkinan steril dalam keadaan kering oleh keutamaan Sodium CMC saat temperatur 160o C dalam satu jam. Beberapa bahan materialnya dipersiapkan untuk sterilisasi, Meskipun viskositasnya menurun secara signifikan .
Larutan solut dapat disterilisasi dalam keadaan panas. Dengan demikian larutan solut juga menghasilkan viskositas yang dapat tereduksi. Setelah kesemuanya, viskositas tereduksi sekitar 25%, tetapi halini mereduksi sedikt daripada material yang steril pada `keadaan yang kering.Luasnya reduksi sama dengan berat molekuler dan menurun ketika substitusi. Sterilisasi larutan dilakukan dengan radiasi gamma dan viskositasnya tereduksi.
Larutan disimpan untuk waktu yang lama karena harus tahan dari mikroba. Bahan bubuk harus disimpan ditempat yang tertutup, dingin dan kering.
10. Inkompatibilitas
Sodium CMC inkompatibilitas dengan kuat pada larutan asam dengan beberapa garam besi dan beberapa logam atau baja, beberapa aluminium, merkuri dan besi. Namun dapat terjadi pada pH kurang dari 2 dan juga ketika dikocok dengan etanol 95%
Sodium CMC berbentuk kompleks dengan gelatin dan pektin. Sodium CMC juga dapat kompleks dengan kolagen dan mengandung beberapa protein.
11. Cara Pembuatan
Alkali selulosa tersedia dari beberapa tahap selulosa dari bubuk kayu dari serat katun pada larutan NaOH. Alkali selulosa dapat bereaksi dengan Sodium Mono Klor Asetat untuk menghasilkan Sodium CMC. Sodium klorida dan glikolat dapat dihasilkan dari produk eter.

d. Hidroksietilmetil selulosa
1.Nama lokal
BP : Hydroxyethylmethylcellulose
Ph Eur : Methylhydroxyethylcellulosum
2.Sinonim
Cellulose, 2 – Hydroxyethylmethyl ester, culminal MHEC; HEMC;
Hydroxyethyl methylcellulose, hymetellose; MHEC; Methylhydroxyethylcellulose ; tylopur MH: tylopur MHB; tylose MB; tylose MH; tylose MHB.
3.Nama Kimia dan Nama Registrasi CAS
Hydroxyethylmethylcellulose ( 9032 – 42 – 2 )
4.Rumus Empiris dan Berat Molekul
Hidroksimetil selulosa dideskripsikan dalam Ph Eur 2005 adalah bagian dari O – metil dan O – ( 2 Hidroksi etil ) selulosa. Beberapa perbedaan variasi sudah tersedia, salah satunya dapat dibedakan dengan viskositas dalam ml faskal atau 2 % b/v larutan dalam 20ºC.
5.Kategori Formulasi
Agen penyalut, suspending agen, tablet penghancur, agen penebal, viskositas – agen penebal.
6.Penggunaan dalam Formulasi Farmasetik atau Teknologi
Hidroksimetil selulosa tingkat exipient dalam produk farmasi., tablet oral, suspensi dan preparasi topikal gel. Hampir sama dengan metil selulosa, tapi dalam kelompok hidroksi metil selulosa dapat lebih cepat larut dan cairan dapat lebih toleran terhadap garam serta mempunyai temperatur koagulasi yang tinggi.
7.Deskripsi
Putih, kekuningan – putih, atau keabuan – putih, bubuk atau granul higroskopis setelah pengeringan.
8.Pemerian
Keasaman atau kealkalian : pH = 5.5 – 8.0 (2 % b/v cairan)
Bahan pelembut : ≤ 10%
Kelarutan : Hidroksimetil selulosa praktis akan larut dalam air panas (lebih dari 60o C), aseton, etanol (95 %), eter dan toluen. Praktis tidak larut dalam air dingin untuk membentuk larutan koloidal.
9.Stabilitas Dan Penyimpanan
Hidroksimetil selulosa adalah higroskopis dan seharusnya disimpan dalam keadaan atau tempat kering dan terhindar dari panas.
10.Keamanan
Hidroksimetil selulosa eksipien dalam variasi oral dan preparasi farmasetik topikal dan biasanya tampak dalam non toksik esensial dan bahan - bahan yang tidak mengiritasi.

e. Hidroxy Propyl Cellulosa
1. Nama Lokal
BP : Hydroxypropylcellulose
JP : Hydroxypropylcellulose
PhEur : Hydroxypropylcellulosum
USPNF : Hydroxypropylcellulose
2.Sinonim
Selulosa ; Hydroxypropyl ether ; E463 ; Hyprolose ; Klucel ; Methocel ; Nisso HPC ; oxypropylated cellulose.
3.Nama Kimia dan Nomer Registrasi CAS
Cellulosa, 2 – hydroxypropyl ether [(9004-64-2]
4.Nama Empiris dan Berat Molekul
PhEur 2005 dan USPNF 23 mendeskripsikan hidroksi propil selulosa adalah sebuah partikel pengganti polimer (hidroksipropil) eter sebagai selulosa hidroksi propil mengandung tidak lebih dari 0.6 % silika atau sebagai agen penyerang hidroksipropil selulosa berharga lebih dengan nomor yang berbeda dan mempunyai perbedaan viskositas.Berat molekulnya berkisar antara 50.000 – 1.250.000.








6. Kategori Fungsional
Agen penyalut, emulsi agen, agen stabilisator, agen suspensi, agen penaik viskositas.
7. Penggunaan dalam Formulasi Farmasetik atau Teknologi
Hidroksi propil selulosa dapat digunakan sebagai oral atau topikal formula.
Pada produk oral, hidroksipropil selulosa digunakan sebagai penyalut tablet, salut film dan sebagai matriks. Konsentrasi hidroksipropil selulosa berkisar 2 – 6 % b/b dalam keadaan granulasi yang kering. Bila konsentrasinya berkisar 15 – 35% b/b hidroksipropil selulosa dapat digunakan untuk produk tablet dan obat – obatan.
Hidroksipropil selulosa digunakan pada pembuatan mikro kapsul dan sebagai suspending agent. Pada tropikal formulasi, hidroksipropil selulosa digunakan sebagai produk obat mata.
Hidroksipropil selulosa dapat juga digunakan sebagai kosmetika, produk makanan sebagai pengemulsi dan penggranul.
8.Deskripsi
Hidroksipropil selulosa berwarna putih dan berwarna kuning sebagai bubuk perasa.
9.Pemerian
Kebasaan PH : 5,0 – 8,5 atau 1% b/v aqua.
Tebal : 0,5
Poin Cairan : lunak pada suhu 130 ºC atau 260 – 275 ºC
Tensi :12,5 m N/M atau 0,1 % b/v atau konten krim hidroksipropil selulosa di absorpsi di atmosfer, mengabsorpi air pada temperatur relatif. Tipikal ekuilibrium berkisar antara 25ºC atau 4 % b/b pada 50% pada keadaan basah.
Spesifikasi gravitasi : 1.2224 satu partikel : 1,0064 atau 2% b/v atau pada suhu 20ºC.
10.Stabilitas dan Kondisi Penyimpanan
Hidroksi propil selulosa dalam bentuk bubuk dapat dikategorikan materi yang stabil, walaupun pada keadaan higroskopis sebelum kering.
Larutan hidroksipropil selulosa stabil pada PH 6-8, dengan viskositas yang relatif. Kadang – kadang pada PH yang rendah dibawah asam terhidrolisis, hasilnya pada rantai disini terjadi penurunan pada larutan viskositas. Rata – rata penurunan hidrolisis dengan penurunan temperatur dan konsentrasi ion hidrogen. Pada PH yang tinggi oksidasi alkalis alkali pada polimer dapat menurunkan larutan viskositas. Penghancuran ini terjadi akibat ketidaklarutan oksigen atau agen oksidasi pada larutan.
Kenaikan temperatur ini dapat menyebabkan viskositas larutan menurun perlahan – lahan, dan secara tiba – tiba pada suhu 45o C menyebabkan habisnya larutan hidroksipropil selulosa. Kadang – kadang proses ini reversibel pada suhu yang dingin viskositasnya dapat terjaga.
Pada level yang tinggi substitasi hidroksipropil selulosa dapat dikembangkan sebagai polimer yang resisten terhadap bakteri. Kadang – kadang larutan aqua mudah terpengaruh pada penghancuran dibawah keadaan yang keras .Produksi enzim oleh aksi bakteri, dan dapat menghancurkan larutan hidroksi propil selulosa. Oleh karena itu pada proses penyimpanan perlu ditambahkan pengawet pada larutan aqua.
Sinar ulraviolet dapat menghancurkan hidroksi propil selulosa dan larutan gula. Aqua hidroksi propil selulosa mempunyai stabilitas maksimal ketika berada pada pH 6 – 8, pada saat larutan terlindung dari sinar, panas dan mikroorganisme. Hidroksi propil selulosa harus disimpan pada tempat yang tertutup, pada keadaan dingin pada tempat yang kering.
11.Inkompatibilitas
Hidroksi propil selulosa pada keadaan larutan dapat menyebabkan inkompatibilitas dengan penggantian derivat fenol, seperti metil paraben dan propil paraben. Anionik polimer dapat menyebabkan kenaikan viskositas larutan Hidroksi propil selulosa.
Inkompatibilas Hidroksi propil selulosa dengan inorganik jenis garam tergantung pada kenaikan garam. Hidroksi propil selulosa tidak dapat mentoleransi konsentrasi yang tinggi pada material yang tidak bisa larut. Pada temperatur tinggi pada material yang tidak larut akan bersaing untuk mendapatkan air pada suatu sistem.

f. Hidroxy Propyl Cellulosa , Low-Subtituted
1. Nama Lokal
JP : Low-Subtituted hidroxypropylcellulosa
USPNF : Low-Subtituted hidroxypropylcellulosa
2. Sinonim
Hyprolose, Low-Subtituted ; L-HPC
3. Nama kimiawi dan Nomer Registrasi CAS
Cellulose, 2- hidroxypropyl ether (Low-Subtituted) [78214 - 4]
4. Rumus Empiris dan Berat Molekul :
USPNF 23 menjelaskan Hidroksi Propil Selulosa Low-Subtituted adalah Hidroksi Propil Eter dari selulosa. Ketika dikeringkan pada suhu 105o C selama satu jam mengandung tidak kurang dari 5 % dan tidak lebih dari 16 % dari grup hidroksi propoksi (-OCH2CHOHCH3) Low-Subtituted ini biasanya tersedia dalam kelas – kelas berbeda yang mempunyai ukuran perbedaan ukuran partikel dan tingkat substitusi.







6. Kategori Fungsional
Tablet dan kapsul disintegrasi ; pengikat tablet
7. Penggunaan dalam Formulasi Farmasetik atau Teknologi
Hidroksi Propil Selulosa Low-Subtituted secara lebar digunakan dalam penggunaan dosis oral. Biasanya digunakan dalam pentabletan disintegrasi dan sebagai pengikat granulasi basah. Bahan ini telah digunakan sebagai preparasi tablet disintegrasi cepat yang diproduksi oleh metode kompresi. Hidroksi propil selulosa Low-Subtituted ini telah digunakan sebagai tablet lepas lambat.
Ada beberapa kelas nomer yang mempunyai perbedaan ukuran partikel dan tingkat substitusi. Contohnya, LH-11 mempunyai tingkat substitusi sedang dan ukuran partikel terbesar dan biasanya digunakan sebagai agen anti capping. LH-21 digunakan sebagai pengikat dan disintegrator untuk tablet dalam proses granulasi basah. LH-31 adalah partikel kecil yang digunakan khususnya extrusion dalam produksi granul dan mempunyai ukuran partikel kecil yang baik. Kelas substitusi terendah LH-22 dan LH-32 dapat digunakan ketika tidak dibutuhkan pada saat pengikatan. Jika kekuatan pengikatan tinggi dibutuhkan maka kelas substitusi yang tinggi LH-20 dan LH-30 juga akan tersedia.
8. Deskripsi
Hidroksi propil selulosa Low-Subtituted ini tampak berwarna putih sampai putih kekuningan. Dan tidak berbau dan berasa.
9. Pemerian
- Keasaman / kebasaan : pH 5-7.5 untuk 1 % b/v
- Ash : 0.3 – 0.4
- Titik Lebur : ± 275o C
- Bahan Pelembut : 8 % sampai 33% dari rata - rata kelembaban 38 % sampai 95 % dari rata – rata kelembaban
- Kelarutan : praktis larut dalam etanol 95 % dan dalam eter. Tidak larut dalam larutan NaOH.
10. Stabilitas dan Kondisi Penyimpanan
Hidroksi propil selulosa Low-Subtituted stabil dalam bahan – bahan higroskopis. Bubuknya harus disimpan dalam wadah tertutup baik.
Grade
Hydroxy
Propoxy content (%)
Angel of Repose
Average particle size (µm)
Density (bulk) (g/cm3)
Density
(Tapped)
(g/cm3)

LH - 11
11
49
50
0.32
0.56
LH - 21
11
45
40
0.36
0.62
LH - 31
11
49
25
0.28
0.59
LH - 22
8
48
40
0.36
0.62
LH - 32
8
53
25
0.28
0.59
LH - 20
13
48
40
0.36
0.62
LH - 30
13
51
25
0.28
0.59

Tabel pemerian dari hidroksi propil selulosa, Low- Subtituted untuk beberapa tingkatan
11. Inkompatibilitas
Bahan – bahan alkali mungkin dapat berinteraksi. Jika formulasi tablet mengandung bahan-bahan , yang disintegrasinya yang mungkin akan meluas setelah penyimpanan.
12. Cara Pembuatan
Hidroksi propil selulosa Low-Subtituted diproduksi dengan mereaksikan selulosa alkali dengan propilen oksida dengan suhunya yang diturunkan. Reaksi selanjutnya adalah rekristalisasi dengan cara netralisasi dicuci dan digiling.
13. Keamanan
Hidroksi propil selulosa Low-Subtituted biasanya dilihat sebagai non toksik dan material yang tidak mengiritasi.
g. Metil Selulosa

1. Nama lokal
BP : methylcellulosa
JP : methylcellulosa
PhEur : methylcellulosum
USP : methylcellulosa
2.Sinonim
Benecel;Cuminal MC;E461;Metosel;metolose
3.Nama Kimia dan Nomor Regristrasi CAS
Methyl ether cellulosa
4.Rumus Empiris dan Berat Molekul
Metilselulosa adalah selulosa rantai panjang yang disubsitusi dengan approximetely 27 - 32% dari kelompok hidroksil dalam metil eter.Derajat dari metil selulosa dapat mengalami polimerisasi di dalam rentan antara 50 – 1000 dengan berat molekul (nomor dalam rentan 10.000 – 220 000 Da. Derajat substitusi di batasi dari metil selulosa di batasi rata-rata nomor dari metoksil (CH3O) semua di ikat untuk masing masing bagian hidroglukosa unit rantai panjang. Derajat substitusi juga mempunyai efek alami yang di miliki dari metilselulosa contohnya keadaan yang dapat di larutkan.
5.Rumus struktur
Struktur dapat di tunjukan dengan substitusi secara lengkap dari unit hidroksil yang sudah tersedia dan substitusi metoksil. Catatan substitusi metoksil dapat terjadi kelompok hidroksil lingkaran selulosa di posisi 2,3
6.Kategori Fungsional
Penyalutan, pengemulsi, pensuspensi disintegrasi tablet dan kapsul,pengikat tablet, peningkat viskositas.
7.Aplikasi di formulasi farmasetika atau teknologi
Metilselulosa lebih luas digunakan formulasi oral dan topikal. Dalam formulasi. Dalam formulasi tablet, derajat viskositas rendah atau sedang dari metilselulosa digunakan pengikat. Metilselulosa disimpan salah satunya serbuk basah atau dalam solut . Derajat viskositas tinggi dari metil selulosa boleh juga digabungkan formulasi tablet yang disintegrasi. Metilselulosa mungkin disimpan dalam formulasi tablet untuk menghasilkan sustained-release preparasi.
Inti tablet juga dapat digunakan spray-coated dengan salah satunya cairan atau solut oraganik yang subtitusinya tinggi sampai rendah derajat viskositas dari metilselulosa untuk menutup rasa tidak enak atau untuk memodifikasi pengeluaran obat dari kontrol obat alami granul. Lapisan metilselulosa digunakan untuk menutup inti tablet utama untuk penyalutan gulan.
Derajat viskositas rendah dari metilselulosa untuk emulsi minyak zaitun, kacang, dan minyak mineral. Bahan tersebut juga digunakan untuk pensuspensi atau bahan pengental cairan yang diberi melalui mulut. Metilselulosa biasa digunakan sebagai pengganti sirup berbasis gula atau berbasis suspensi lain. Metilselulosa menunda penurunan suspensi dan meningkatkan kontak waktu obat, contohnya antasid dalam perut.
Derajat viskositas tinggi dari metilselulosa digunakan untuk mengentalkan hasil topikal yang diaplikasikan contohnya krim dan gel.
Dalam preparat mata 0,5-1,0 % W/V dari larutan pengganti yang lebih tinggi. Derajat viskositas tinggi dari metilselulosa digunakan sebagai pembawa untuk tetes mata. bagaimanapun hipromelosa berbasis formulasi sekarang lebih untuk preparasi mata.
Pemeriksaan metilselulosa digunakan sebagian besar untuk serbuk pencahar. Digunakan untuk membantu nafsu makan dan kegemukan, tetapi disana hanya sedikit fakta mendukung efeknya.
8.Deskripsi
Metilselulosa biasanya berwarna putih, serbuknya berserat atau granul. Praktis sebagai pembau dan perasa. Metilselulosa dilabel untuk indikasi tipe viskositas (viskositas larutan 1-50 bagian).
9. Stabilitas dan keadaan
Metilselulosa serbuk stabil walaupun sedikit higroskopik. Bahan lebih besar harus disimpan dalam wadah kedap udara yang dingin atau tempat yang kering.
Larutan metilselulosa stabil untuk alkalis dan asam limbah pada pH 3-11 di temperatur ruangan. Pada pH kurang dari 3 asam dikatalisis hidrolisis dari sambungan glukosa – glukosa biasanya dan viskositas dari larutan metilselulosa direduksi. Di pemanas, larutan viskositas direduksi hingga pembentukan gel terjadi kira-kira 50 °C. Larutan metilselulosa dapat dikenakan mikrobial cepat busuk dan antimikrobial bahan pengawet dapat digunakan.
Larutan dapat juga disterilisasi oleh autoclaving, walaupun proses omo dapat mengurangi viskositas daya larutan. Perubahan dalam viskositas autoclaving dihubungkan untuk pH larutan. Larutan pada pH dibawah 4 viskositasnya direduksi oleh lebih dari 20% penyambung untuk autoclaving.
10.Inkompatibilitas
Inkompatibilitas metilselulosa dengan aminakrin hidroklorida, klorokresol, klorida merkuri, fenol, resorinol, asam tannic, nitrat perak, setilpiridinium klorida, asam p-hidroksi benzoit, p-amino benzoit, metilparaben, propilparaben, dan butilparaben.
Asam garam mineral ( terutama asam berbasis banyak) fenol dan tanin akan menjadi larutan yang mengental dari metil selulosa walaupun ini dapat dicegah oleh penambahan etanol 95 % atau glikol diasetat kompleks dari metilselulosa biasanya denga tingginya permukaan aktif bahan campuran, contohnya tetrasin dan dibutolin sulfat.
Tingginya konsentrasi elektrolit meningkatkan viskositas metilselulosa merekat dengan sendirnya untuk salting out dari metilselulosa. dengan sangat tinggi konsentrasi dari elektrolit metilselulosa dipercepat di dalam metilselulosa inkompatibel dengan pengoksidasi kuat.
11.Cara Pembuatan
Metilselulosa disiapkan dari bubur kayu atau selulosa dari perlakuan dengan alkali didapat dari metilasi alkali selulosa dengan metilklorida, hasil murni dan dasar untuk bentuk serbuk.
12.Keamanan
Metilselulosa adalah secara luas digunakan berbagai macam dari oral dan topikal, formulasi farmasetika ini juga ekstensif digunakan untuk produk dan makanan biasanya nontoksik, nonalergi, dan noniritasi.
Fungsinya sebagai konsumsi oral, metilselulosa tidak berisi atau diabsorpsi dan bahan nonkalori. Dari lebih jumlah metilselulosa dalam usus sementara meningkat dan gastrointestinal mengembung.
Pada individu normal konsumsi oral dari jumlah metilselulosa mempunyai kekuatan pencahar dari sedang sampai tinggi. Derajat viskositas tersebut yang digunakan serbuk pencahar. Gangguan esopageal biasanya jika metilselulosa tidak cukup dengan kualitas larutan. Konsumsi luas kuantitas dari metilselulosa ditambah campuran dengan absorpsi normal beberapa mineral. Efeknya merugikan didiskusikan dibawah menghubungkan sebagian besar untuk digunakan metilselulosa serbuk pencahar dan faktornya tidak signifikan ketika metilselulosa digunakan eksipien dalam preparat oral.
Metilselulosa tidak biasa digunakan untuk hasil parenteral walaupun digunakan intraartikular dan injeksi intramuskular. Percobaan dengan tikus yang diberi secara perenteral metilselulosa mungkin dapat menyebabkan glomerulonephitis dan hipertensi.








DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2007.Modified Cellulose Ether, diakses dari http://www.baustoffchemie .de/en/additives/cellulose-ether/modified.html pada tanggal 17 Desember 2007.

Anonim.2007.Process For Separating Water From Chemical Mixtures, diakses dari http://honeywell.t2h.yet2.com/t2h/page/listing?keyword=&id=5371&qid=0& sid=50& cargs= 3%25091%25090%509%2509%2509%2 509% 509241600 pada tanggal 17 Desember 2007.

Harold hard,Leslie E. 2003. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga

Martin, Alfred.1993. Farmasi Fisik:Dasar-dasar Farmasi Fisik Dalam Ilmu
Farmasetik Edisi 3. Jakarta: UI Press.
S.H. Pine, J.B. Hendricson. 1988. Kimia Organik 2. Bandung: ITB.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Who knows where to download XRumer 5.0 Palladium?
Help, please. All recommend this program to effectively advertise on the Internet, this is the best program!